2019

Let’s be frank. It is the worst year in our life (so far).

Okta Bramantio Swida
3 min readDec 31, 2019

Desember.
Bulan terakhir di suatu tahun. Kebiasaan netizen adalah mengeluh terkait betapa buruknya kehidupan mereka di tahun tersebut. Hampir semua netizen, termasuk saya.

Di era media sosial yang begitu pesat, semua orang tentu saja dapat membeberkan apa yang mereka pikirkan dengan begitu mudah, entah itu hal yang baik atau pun hal buruk. “What’s on your mind” merupakan salah satu slogan yang akan kita baca ketika membuat kicauan baru di Twitter. Dan benar saja. Hampir di akhir setiap tahun, semua orang menyatakan bahwa tahun ini adalah tahun terburuk dalam kehidupan mereka, serta berharap tahun depan menjadi tahun yang lebih baik.

Tidak ada yang salah dengan hal itu. Tapi hal lucu yang kebetulan saya amati adalah hal ini terus menerus terjadi setiap tahun. Mulai dari tahun 2017 saya kembali aktif di Twitter, selama 3 tahun ini terus menerus pola yang sama terjadi.

“THIS IS THE WORST YEAR IN MY LIFE! NEXT YEAR PLEASE BE GOOD!”

But it never happens.

Sedih sekali jika direnungkan bahwa hal seperti ini harus terjadi. Banyak orang berharap untuk tahun ini menjadi tahun yang baik, hanya untuk dikecewakan di kemudian hari. Kenapa sih bisa begitu?

Dari yang saya alami, jika ditanya kapan masa terindah seseorang, jawabannya pasti hampir bisa digolongkan menjadi dua: Masa kecil dan masa SMA. Kenapa demikian?

Hal itu karena ketika kita kecil kita pasti mengalami kehidupan yang sangat sederhana, hanya tidur - makan - nonton TV - main - ulangi. Kehidupan yang begitu mudah untuk dilakukan, terutama dengan jiwa mahasiswa masa kini: Jiwa rebahan. Tidak heran banyak orang merasa ingin kembali ke masa kecilnya.

Sementara itu, SMA menjadi masa-masa keemasan di banyak orang karena di masa-masa SMA, kita pasti mengalami perubahan yang begitu besar dalam hidup. Entah mengalami cinta pertama, persahabatan yang begitu dekat, jadi anak nakal, berpisah dari orang tua, mulai menyukai dan mendalami bidang yang kita mau, dan lainnya. Banyak hal tersebut akan berakibat pada kita begitu menikmati masa muda kita dan menyatakan waktu-waktu tersebut sebagai waktu yang indah dari kehidupan kita.

Lalu sisanya bagaimana?

Tentu saja dengan banyak sekali perubahan yang terjadi, bisa disimpulkan bahwa tahun-tahun selain itu adalah tahun-tahun terkutuk. Banyak hal yang berjalan di luar kendali kita, dan menjadi sesuatu yang akan kita benci. Oleh sebab itu setiap akhir tahun, banyak sekali orang akan mengeluh kalau tahun tersebut adalah tahun terburuk dalam hidup mereka.

Pesanku: Santai. Tahun depan tidak akan menjadi lebih baik kok :)

Asli saya tidak bercanda. Serius ini. Hari esok akan mengulang sejarah yang terjadi di hari kemarin. Akan lebih banyak tantangan dan hal yang tidak kita inginkan terjadi, karena semua itu berada di luar kendali kita.

Namun meski begitu, jangan ragu! Meski Tuhan tidak pernah berjanji kalau besok akan lebih indah dari hari ini, tapi Dia berjanji untuk terus menemani dalam setiap yang kita lalui.

Banyak dari pembaca tulisan ini mungkin tidak setuju dengan bahasan bahwa satu tahun dapat digambarkan dalam sebuah emosi atau perasaan. Sebenarnya hal itu cukup benar. Karena pada dasarnya setiap tahun akan dipenuhi oleh jutaan kenangan, baik kenangan manis maupun kenangan buruk. Tapi terkadang, sebuah kenangan buruk akan menempel pada memori kita jauh lebih kuat dibanding jutaan kenangan baik yang terjadi di tahun tersebut. Mengutip tulisan dari teman saya Alvi, “Bahagia itu bukan pemberian melainkan sebuah pilihan yang kita buat”.

Dari kejadian tahunan ini saya bisa memahami sesuatu hal. Tahun ini mungkin tahun terburuk yang pernah kita alami. Tentu saja. Tapi tahun depan tidak akan menjadi lebih baik, bahkan bisa saja semakin memburuk. Permasalahan yang terjadi bukanlah tentang bagaimana tahun ini berjalan tetapi bagaimana kita memaknai tahun ini, tahun depan, dan tahun-tahun seterusnya.

Ya, mungkin tahun ini bukan tahun yang ramah bagi kita semua. Tapi kita perlu ingat bahwa satu tahun bukan tentang sebuah cat hitam atau putih saja. Pasti ada bagian yang baik dan bahkan terkadang ada bagian buruk ketika hal berjalan tidak sesuai yang kita inginkan. Tetapi pada akhirnya, bagaimana pun keadaannya, jika kita bisa menentukan bahwa hari ini adalah hari yang patut kita jadikan alasan untuk berbahagia, maka tahun ini akan dapat kita katakan sebagai tahun yang berbahagia juga.

Hari ini adalah hari yang diciptakan Tuhan. Marilah kita bersukacita karenanya (Maz 118 : 24)

Selamat menjalani tahun baru, semoga tahun ini kita bisa menjalani dengan penuh kebahagiaan,. Bukan karena tahun ini penuh hal bahagia, melainkan karena kita bisa memilih untuk bahagia apa pun keadaan kehidupan kita.

--

--

Okta Bramantio Swida
Okta Bramantio Swida

Written by Okta Bramantio Swida

It's a wonderful life | Just a simple guy who loves astronomy

No responses yet