F.R.I.E.N.D.S

Okta Bramantio Swida
2 min readSep 19, 2018

--

Pertemanan dan ilusi.

Have you ever felt like nobody was there?
Have you ever felt forgotten in the middle of no where?
Have you ever felt like you could disappear?
Like you could fall, and no one would hear

Itu adalah sedikit lirik lagu You Will Be Found dari sebuah pertunjukan Broadway berjudul Dear Evan Hansen.

Tiba-tiba terlintas di pikiran. Pernahkah kamu merasa sendirian? Beberapa dari kita mungkin berpikir, “Ya kalo sendirian cari temen dong biar ga kesepian”. Tapi pertanyaan kedua muncul di benakku.

Apa itu teman?

Apakah teman adalah mereka yang berada dalam daftar teman kita di sosial media? Atau orang yang kita temui setiap hari? Mungkin orang yang bersama dengan kita ketika kita bahagia? Apakah mereka yang jalan-jalan dengan kita ke berbagai tempat? Oh pasti mereka yang menanyakan kabarmu setiap saat, kan? Atau apakah orang yang mendengar semua keluh kesahmu? Kalau jawabannya iya, maka sudah pasti temanku ada banyak sekali. Mungkin kamu juga temanku? Halo. Cuma menyapa. Hahaha

But I wanna tell you a little secret

With all those friends, I’m still feeling lonely. All the time.

Kata orang sih kalau punya banyak teman dan bergaul dengan mereka kita tidak akan merasa sendirian. Kurang banyak mungkin temanmu? Atau malah kamu anti sosial jadi tidak bergaul dengan mereka?

Harus aku akui sesuatu hal. Ketika berdua dengan seseorang, ketika berkumpul bersama dengan banyak orang, ketika berkelompok, kapan pun, dimana pun, aku tidak pernah berhenti merasakan kesendirian.

"Kamu ga sendirian kok Ta", ucapan yang selalu kudengar tiap kali bercerita tentang masalahku. Sayangnya kenyataannya adalah aku selalu sendiri, atau setidaknya aku selalu merasa sendirian.

Mohon maaf untuk semua orang yang merasa sudah meluangkan waktunya ketika aku membutuhkan. Tapi aku tidak bisa membohongi perasaan yang aku rasakan, bahwa aku merasa sendirian dan kesepian, terutama saat dilanda permasalahan. Mungkin kalian belum pernah merasakan bagaimana rasanya merasa sendirian di ruangan penuh orang, bagaimana rasanya sendirian bahkan ketika berjalan-jalan dan bersenang-senang dengan orang-orang terdekat, dan bahkan merasa sendirian dan kesepian sekalipun kita tahu kita punya banyak orang yang peduli terhadap hidup kita.

Apakah pertemanan hanya sebuah ilusi
Hidup yang indah dibalut dalam pedihnya memori
Sangat ingin ku katakan bahwa ini hanya lah sebuah mimpi
Tapi nyatanya hidupku saja masih seperti ini
Pada akhirnya ku hanya bisa berpikir,
bahwa dalam gelap ku berdiri
Dalam gelap ku sendiri

It’s not you, it’s me. My fault and my bad. — OBS, 2018

--

--

Okta Bramantio Swida
Okta Bramantio Swida

Written by Okta Bramantio Swida

It's a wonderful life | Just a simple guy who loves astronomy

No responses yet